UNSUR BORON
(Dipresentasikan Sebagai Tugas Terstruktur Mata Kuliah Anorganik)
OLEH
KELOMPOK 1 (SATU)
DESI LISA ROSANA 11417203547
DESILFA 11417200876
DESNA WATI 11417203547
DITA LESTARI
EVRIZA 11417201250
FACHRUL ROZI
AKBAR 11417103534
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
KIMIA
FAKULTAS TARBIYAH DAN
KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2015/2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
belakang
Unsur golongan III A yaitu boron,
aluminium, galium, indium,dan talium. Dalam golongan ini, boron merupakan unsur
yang unik dan menarik yaitu satu-satunya nonlogam dalam golongan IIIA. Boron
adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang B dan nomor
atom 5. Boron tidak pernah dijumpai sebagai senyawa kationik karena tingginya
entalpi ionisasi, tetapi membentuk senyawa kovalen. Warna dari unsur boron ini
adalah hitam.
Sulit
dibayangkan jika kita hidup tanpa adanya unsur kimia karena semua benda yang
ada di alam mengandung unsur kimia, baik dalam bentuk logam atau unsur
bebasnya, senyawanya, atau paduan logamnya.Tak bisa dipungkiri ,selain
memberikan manfaat, beberapa unsur kimia
memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan. Kegunaan dan
dampak dari unsur-unsur kimia beserta cara mencegah dan menanganinya tidak
terlepas dari sifat yang dimilki unsur-unsur tersebut. Oleh karena itu untuk
lebih memahami unsur boron membuat makalah ini.
1.2
Rumusan
masalah
1.2.1 Bagaimana
sejarah penemuan boron?
1.2.2 Apa
yang dimaksud dengan boron?
1.2.3 Dimana
boron dapat didapatkan?
1.2.4 Apa
saja sifat-sifat boron?
1.2.5 Apa
saja senyawa- senyawa populer yang berikatan dengan
boron?
1.2.6 Bagaimana
kecenderungan boron?
1.2.7 Apa
saja kegunaan boron?
1.2.8 Bagaimana
cara identifikasi senyawa boron?
1.3
Tujuan
1.3.1 Untuk
mengetahui sejarah penemuan boron
1.3.2 Untuk
mengetahui yang dimaksud dengan boron
1.3.3 Untuk
mengetahui sumber boron
1.3.4 Untuk
mengetahui sifat-sifat boron
1.3.5 Untuk
mengetahui senyawa- senyawa populer yang berikatan
dengan boron?
1.3.6 Untuk
mengetahui kecenderungan boron
1.3.7 Untuk
mengetahui kegunaan boron
1.3.8 Untuk
mengetahui cara identifikasi senyawa boron
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Penemuan
Boron
Boron merupakan unsur pertama golongan
IIIA pada tabel periodik. Penghargaan atas penemuan boron biasanya diberikan
kepada kimiawan Prancis Josep Louis Gay-Lussac (1778-1850) dan Louis-Jasque
Thenard (1777-1857) pada tahun 1808.[1]Kimia
boran (boron hidrida)
dimulai dengan riset oleh A.Stock yang dilaporkan pada periode 1912-1936.
Walaupun boron terletak sebelum karbon dalam sistem periodik, hidrida boron
sangat berbeda dari hidrokarbon. Struktur boron hidrida sangat tidak sesuai
dengan harapan dan hanya dapat dijelaskan dengan konsep baru dalam ikatan
kimia.
Untuk kontribusinya dalam kimia
anorganik boron hidrida, W.N. Lipscomb mendapatkan hadiah Nobel Kimia tahun
1976. Hadiah Nobel lain (1979) dianugerahkan ke H.C. Brown untuk penemuan dan
pengembangan reaksi dalam sintesis yang disebut hidroborasi.
Gambar 2.1 Struktur Kristal boron dengan
sel satuan ikosahedral
Brown dan Schlesinger merupakan
orang-orang pertama yang melaporkan cara pembuatan dan penggunaan diboran
sebagai zat pereduksi pada tahun 1939. Penemuan ini benar-benar merupakan awal
eksplorasi hidrida dan boran sebagai zat pereduksi dan pereaksi. Namun demikian,
boran dan turunannya tetap merupakan pereaksi pilihan untuk reaksi NaBH4
dan BF3.[2]
Karena berbagai kesukaran sehubungan
dengan titik didih boran yang rendah, aktivitas, toksisitas, dan
kesensitifannya pada udara, Stock mengembangkan metoda eksperimen baru untuk
menangani senyawa ini dalam vakum. Dengan menggunakan teknik ini, ia
mempreparasi enam boran B2H6, B4H10,
B5H9, B5H11, B6H10,
dan B10H14 dengan reaksi magnesium borida (MgB2),
dengan asam anorganik, dan menentukan komposisinya. Namun, riset lanjutan
ternyata diperlukan untuk menentukan strukturnya.
2.2
Pengertian
Boron
Boron merupakan unsur yang
mempunyai massa atom 10,811 sma dan nomor atom 5 dengan jari-jari atom 0,98Ǻ. Boron
termasuk unsur yang bukan logam dan dalam bentuk amorfus berupa serbuk berwarna
hitam-kecokelatan. Unsur ini ditemukan sebagai mineral terutama sebagai rasorit
atau kernit (Na2B4O7.10H2O).[3]Boron
merupakan penghantar listrik yang buruk pada suhu kamar. Boron di jumpai
sebagai asam ortoborat dalam mata air gunung berapi Tuscany.[4]
Stock
menggunakan MgB2 sebagai pereaksi yang digunakan untuk mempreparasi
B6H10 karena reagen seperti litium tetrahidroborat (LiBH4)
dan natrium tetrahidroborat (NaBH4) mudah didapat. Dan diboran (B2H6) yang
dipreparasi dengan reaksi 3LiBH4 + 4BF3.OEt2 → 2B2H6
+ 3LiBF4 + 4 Et2O, juga mudah didapat. Boran
yang lebih tinggi disintesis dengan pirolisis diboran.[5]
Boron tidak bereaksi dengan air atau
dengan asam hidroklorit dan tidak berpengaruh oleh udara pada suhu normal .
Dengan pemanasan, boron dapat bereaksi dengan nitrogen yang membentuk boron
nitrida dengan oksigen yang membentuk boron trioksida (B2O3),
serta dengan logam seperti magnesium membentuk magnesium borida (Mg3B2).[6]
Boron mempunyai keistimewaan kimiawi
yang unik dengan hanya sedikit keistimewaan dibandingkan Al dan unsur-unsur
golongan III lainnya. Kemiripan utama dengan Silikon sedangkan perbedaannya
dengan Al yang lebih bersifat logam.[7]
Keistimewaan kimiawi yang paling
menonjol ialah adanya sejumlah senyawa yang mengandung atom-atom boron dalam
polihedran rapat atau terbuka, sehingga tatanannya mirip keranjang. Seringkali kerangka
suatu molekul mencakup atom-atom selain boron, misalnya karbon, dan banyak
diantaranya dengan karbon, karboran, membentuk komplek dengan logam transisi
dimana terdapat perlekatan multi-pusat dari ligan karboran kepada atom logam.
2.3
Sumber Boron
Unsur ini tidak ditemukan di alam,
tetapi timbul sebagai asam otorborik. Biasanya ditemukan dalam sumber mata air
gunung berapi dan sebagai borates di dalam boron dan colemanite. Ulexite,
mineral boron yang lain dianggap sebagai serat optik alami.
Sumber-sumber penting boron adalah
rasorite (kernite) dan tincal (bijih borax). Kedua bijih ini dapat ditemukan di
gurun Mojave. Tincal merupakan sumber penting boron dari Mojave. Deposit borax
yang banyak juga ditemukan di Turkey. Boron muncul secara alami sebagai
campuran isotop 10B sebanyak 19.78% dan
isotop 11B 80.22%. Kristal boron murni dapat dipersiapkan dengan cara reduksi
fase uap boron triklorida atau tribomida dengan hidrogen pada filamen yang
dipanaskan dengan listrik. Boron yang tidak murni (amorfus boron) menyerupai
bubuk hitam kecokelatan dan dapat dipersiapkan dengan cara memanaskan boron
trioksida dengan bubuk magnesium.
Boron dengan kemurnian 99.9999%
telah diproduksi dan tersedia secara komersil. Boron bukan konduktor listrik
yang bagus pada suhu ruangan, tetapi pada suhu yang lebih tinggi. Boron
merupakan unsur yang jarang terdapat dalam kerak bumi tetapi banyak dijumpai
sebagai deposit dalam senyawa garamnya, borat yaitu borax atau sodium
tetraborat (Na2B4O7.10H2O), kernit
(Na2B4O7.4H2O) dan kolemanit (Ca2B6O11.
5H2O). Borax (Na2B4O7.10H2O)
terdapat dalam kandungan besar di gurun pasir Mojave.
2.4
Sifat Boron
Beberapa unsur tampak menyerupai logam,
tapi mereka rapuh dan tidak menghantarkan panas dan listrik dengan baik. Unsur-unsur
ini disebut metaloid atau semi logam, terletak diantara logam dan nonlogam pada
tabel periodik. Metaloid memiliki sebagian sifat logam dan sebagian sifat non
logam.
Boron
memiliki sifat diantara logam dan nonlogam (semi logam). Boron lebih bersifat
semi konduktor daripada sebuah konduktor logam lainnya. Secara kimia boron
berbeda dengan unsur- unsur satu golongannya. Boron juga merupakan unsur
metaloid dan banyak ditemukan dalam bijih borax. Ada dua alotrop boron yaitu boron
amorfus adalah serbuk coklat, sedangkan boron metalik berwarna hitam. Bentuk
metaliknya keras dan merupakan konduktor yang buruk dalam suhu kamar. Boron tidak
pernah ditemukan bebas dalam alam. Secara umum boron mempunyai sifat sebagai
berikut:
a). Boron termasuk unsur semi logam.
b). Tidak terdapat dalam keadaan bebas
di alam.
c). Bisa membentuk ikatan kovalen.
Boron dan silikon mempunyai energi
pengionan dan kelektronegatifan yang menandai sebagai unsur perbatasan. Unsur
ini adalah penghantar (konduktor) panas dan listrik yang relatif buruk. Boron
sangat tak reaktif pada suhu biasa. Bila bereaksi, tidak ada kecenderungan dari
atom untuk kehilangan atom terluar dan membentuk kation sederhana seperti B3+.
Ion kecil ini akan mempunyai rapatan muatan begitu tinggi, sehingga
eksistensinya dikatakan tidak mungkin. Namun, atom ini biasanya bereaksi dengan
persekutuan elektron sehingga membentuk ikatan kovalen[8].
Boron dapat membentuk rangkaian
molekul ikatan yang stabil dengan kongurasi elektron 1s² 2s² 2p¹. Senyawa
boron, seperti diborona (B2H6) monomer senyawa ini (BH3)
tidak stabil karena atom boron dikelilingi oleh enam elektron valensi. Sehingga
untuk membentuk oktet, boron berbagi elektron dengan ikatan B-H atom boron
lainnya. Dengan adanya atom yang mempunyai sifat penyumbang elektron, maka akan
membentuk spesies yang disebut “adduct”.[9]
Ciri-ciri optik unsur ini salah
satunya adalah penghantaran cahaya inframerah. Boron adalah pengalir elektrik
yang kurang baik, tetapi merupakan pengalir yang baik pada suhu yang tinggi.
Boron merupakan unsur yang kurang elektron dan mempunyai p-orbital yang kosong.
Sebagian boron sering berkelakuan seperti asam Lewis yaitu siap untuk terikat
dengan bahan kaya elektron untuk memenuhi kecenderungan boron untuk mendapatkan
elektron.
2.4.1
Sifat
fisika boron
Simbol : B
Phasa :
Padat
Berat jenis : 2,34
g/cm3
Volume atom : 4,6
cm/mol
Titik leleh : 2349
K (20760C,71010F)
Kalor peleburan : 50,2
kJ/mol
Kalor penguapan : 480kJ/mol
Kapasitas panas : (250C)
11,087J/(mol-K)
Struktur Kristal : rombohedral
Elektronegativitas : 2.04(skala
pauling)
Radius kovalen : 82 pm
Afinitas elektron : 26,7 kJ mol-1
Struktur : rhombohedral; B12 icosahedral
2.4.2 Sifat-sifat
kimia
a).
Merupakan
asam yang kuat
b).
Bahan
pengoksidasi dan pendehidrasi terhadap senyawa organik
c). Dapat menguraikan garam dari
sebagian besar asam-asam lain
d). Stabil di bawah kondisi-kondisi
lingkungan hidroskopik
e). Asam borax jika dipanaskan diatas
170oC akan terdehidrasi
Boron dan
senyawanya emili banyak sekali kegunaan. Asam borat atau borax, merupakan
senyawa boron penting. Borax merupakan antiseptic ringan yang menghentikan pertumbuhan
kuman berbahaya dikulit. Borax yang dapat digunakan secara luas diindustri
misalnya pada penyamakan kulit dan pembuatan kaca.[10]Asam
borat memiliki massa molar 61,832 gram/mol dan densitas sebesar 1,435 g/cm3.
Asam borat larut dalam air dengan kelarutan 5,7 gram tiap 100 ml air pada
temperatur 250C. Fasa kristalin asam borat terdiri dari layer-layer
molekul B(OH)3 yang diikat bersama oleh ikatan hidrogen seperti
gambar dibawah ini.[11]
Gambar 2.4 (a) Unit sel asam borat
(b) Ikatan Hidrogen
2.5
Senyawa- Senyawa Populer yang Berikatan dengan
Boron
2.5.1
Asam Borat (H3BO3)
Asam borat merupakan padatan
putih yang sebagian larut dalam air Asam orto-borat atau sering disebut sebagai
asam borat. Asam borat ini dapat diperoleh menurut persamaan reaksi :
BX3 (s) + 3H2O (l) → H3BO3 (s) + 3HX (aq)
2.5.2
Asam tetrafluoroborat (HBF4)
Larutan asam tetrafluoroborat
diperoleh dengan melarutkan asam borat ke dalam larutan asam hidrofluorida
menurut persamaan reaksi:
H3BO3 (aq) + 4HF (aq) → H3O (aq) + BF4- (aq) + 2H2O(l)
Asam tetrafluoroborat merupakan
asam kuat dan oleh karenanya tidak dapat diperoleh sebagai HBF4.
Dalam perdagangan biasanya dijumpai sebagai larutan asam tetrafluoroborat
dengan kadar sekitar 40%.
2.5.3
Halida dari boron:
Diboran (6): B2H6, Decaboran (14): B10H14,
Hexaboran (10): B6H10, Pentaboran (9): B5H9,
Pentaboran (11): B5H11 dan Tetraboran (10): B4H10.
2.5.4
Florida
Boron trifluorida (BF3)
Sifat Fisika :
- Bentuk : gas
- Titik Leleh : -127°C
- Titik Didih : -101°C
- Berat Jenis : 3,0 Kg
Sifat Fisika :
- Bentuk : gas
- Titik Leleh : -127°C
- Titik Didih : -101°C
- Berat Jenis : 3,0 Kg
2.5.5
Klorida
Boron triklorida (BCl3)
Sifat Fisika:
- Bentuk : Gas
- Titik Leleh : -107°C
- Titik Didih : 13°C
- Berat Jenis : 5.1 kg m-3 (gas)
- Diborontetrachlorida: B2Cl4
Sifat Fisika:
- Bentuk : Gas
- Titik Leleh : -107°C
- Titik Didih : 13°C
- Berat Jenis : 5.1 kg m-3 (gas)
- Diborontetrachlorida: B2Cl4
2.5.6
Bromida
Boron tribromida (BBr3)
Sifat Fisika :
- Bentuk : Cair
- Titik Leleh : -46°C
- Titik Didih : 91°C
- Berat Jenis : 2600 kg m-3
- Bentuk : Cair
- Titik Leleh : -46°C
- Titik Didih : 91°C
- Berat Jenis : 2600 kg m-3
2.5.7
Oksida
Diboron trioksida (B2O3)
Sifat Fisika :
- Warna : putih
- Bentuk : Kristal padat
- Titik Leleh : 450°C
- Titik Didih : 2065
- Berat Jenis : 2550 kg m-3
Sifat Fisika :
- Warna : putih
- Bentuk : Kristal padat
- Titik Leleh : 450°C
- Titik Didih : 2065
- Berat Jenis : 2550 kg m-3
2.5.8
Sulfida
Diboron trisulfida (B2S3)
SifatFisika :
- Warna : Putih atau Kuning
- Bentuk : Padat
- BeratJenis : 1700 kg m-3
SifatFisika :
- Warna : Putih atau Kuning
- Bentuk : Padat
- BeratJenis : 1700 kg m-3
2.5.9
Nitrida
Boron nitrida (BN) memiliki sifat- sifat yang
cemerlang karena ia sekeras berlian, dapat digunakan sebagai insulator listrik
walau dapat menghantar panas seperti logam. Senyawa ini juga memiliki sifat
lubrikasi seperti grafit.
Sifat Fisika:
- Warna : Putih
- Bentuk : Kristal Padat
- Titik leleh : 3000°C
- Titik Didih : 3000
-
BeratJenis : 2200 kg m-3
2.6
Kecenderungan
Boron
Golongan
IIIA terdiri dari unsur-unsur boron, aluminium, gallium, indium, dan talium.
Dari semua unsur golongan ini, boron merupakan satu-satunya unsur non logam dan
diklasifikasikan sebagai unsur semi logam.
Unsur-unsur
dari golongan ini tidak menunjukkan pola titik leleh yang sederhana (teratur),
tetapi menunjukkan pola yang cenderung menurun dengan naiknya nomor atom. Ketidakteraturan
sifat ini disebabkan oleh perbedaan organisasi struktur fase padat dari masing-masing
unsur. Boron membentuk kluster dengan 12 atom yang mempunyai bangun geometri ikosahedron.
Boron
yang bersifat semi logam, cenderung membentuk ikatan kovalen. Namun demikian, ikatan
kovalen juga umum terjadi pada unsur-unsur metalik dalam golongan IIIA. Hal ini
dikaitkan dengan tingginya muatan (+3) dan pendeknya jari-jari tiap ion logam
yang bersangkutan sehingga menghasilkan densitas muatan positif yang sangat
tinggi, yang pada gilirannya mampu mempolarisasi setiap anion yang mendekatinya
untuk membentuk ikatan kovalen.[12]
Boron memiliki kecenderungan untuk
melepaskan tiga elektron. Bagi boron untuk mendapatkan konfigurasi elektron gas
mulia merupakan hal yang kurang menonjol dibandingkan unsur dari golongan IA
dan IIA. Pada kenyataannya, walaupun kita mengumpamakan ion B3+
dengan gejala tertentu, energi yang diperlukan untuk menghasilkan ion B3+ terlalu
tinggi.
Boron mempunyai sejumlah bentuk alotrop.
Tiga dari alotrop ini telah dikenal sifat-sifatnya, dan semua alatrop itu
mengandung satuan berulang dua belas atom boron yang disusun dalam bentuk ikosahedral
teratur. Ikosahedral atau boron terikat secara kovalen satu sama lain membentuk
jaringan kovalen padat. Ketiga alotrop merupakan semi konduktor dan salah
satunya stabil dalam bentuk padatan hitam yang relatif keras. Alatrop ini
memiliki titik leleh tinggi (23000C) sesuai bentuk jaringan padat.[13]
Asam borat B(OH)3 adalah
asam lemah (lebih menghasilkan H+ dari pada OH-). Boron
membentuk sederet hidrida. Dalam hal ini, B menyerupai Si, walaupun hidrida
boron lebih komplek di banding hidrida silikon . Dan karena pasangan B-N
berikatan isoelektronik dengan pasangan ikatan C-C, maka terdapat sejumlah
senyawa kovalen B-N dengan sifat yang mirip senyawa organik .[14]
Diboran
(B2H6) merupakan zat pereduksi penting untuk aldehida, keton,
lakton, asam, amida tersier, dan nitril. Diboran kurang efektif untuk mereduksi
ester dan boran bereaksi dengan alkena dalam pelarut eter membentuk basa
hidroborasi. Perbedaan utama dalam reaktivitas antara boran dengan pereaksi
hidrida logam adalah bahwa boran merupakan asam lewis yang bagus dan
mengkoordinasikan atom-atom yang memiliki kerapatan elektron yang tinggi. Hal
ini dapat ditunjukkan dengan membandingkan reduksi trikloroasetaldehida (5.101) yang menghasilkan
alkohol (5.102) dan reduksi sejenis terhadap vipaldehida (2,2-dimetil
propanal,5.103) yang menghasilkan 5.104. Natrium borohidrida tereduksi 5.101 lebih
cepat daripada 5.103. Diboran bereaksi lebih cepat dengan 5.101 yang memiliki
karbonil yang lebih kaya elektron.[15]
Boran
[BnHn]2- memiliki struktur polihedral
tertutup, n atom boron terikat pada n atom hidrogen, misalnya dalam oktahedral
regular [B6H6]2- dan ikosahedral [B12H12]2-.
Boran deret ini tidak mengandung ikatan B-H-B. Boran BnHn+4,
seperti B5H9, membentuk struktur dengan ikatan B-B, B-B-B,
dan B-H-B dan kehilangan sudut polihedral closo boran dan disebut dengan
jenis boran nido. Boran BnHn+6, seperti B4H10,
memiliki struktur yang kehilangan dua sudut dari tipe closo dan membentuk
struktur yang lebih terbuka. Kerangka juga dibangun oleh ikatan B-B, B-B-B, dan
B-H-B, dan jenis ini disebut boran jenis arachno. Sruktur-strukturnya ditunjukkan pada gambar berikut.[16]
Gambar 2.7 Bentuk
struktur
2.7
Kegunaan
Boron
Boron berupa zat pada bewarna hitam, rapuh,
mengkilap yang sangat keras. Oleh karena itu, boron ditambahkan pada baja dan
aloi lainnya untuk menambah kekerasan. Boron dan senyawanya emili banyak sekali
kegunaan.[17]
a). Boron
dalam bentuk amorfus digunakan pada roket sebagai alat penyala
b). Borat
atau asam borat digunakan sebagai anti septic ringan
c). Senyawa
boron digunakan sebagai pelapis baja pada kulkas dan mesin cuci
d). Hidrida
dari boron kadang-kadang digunakan sebagai bahan bakar roket
e). Sebagian
besar boron digunakan untuk membuat kaca dan keramik
f). Boron
karbida digunakan untuk rompi anti peluru dan tangki baja
g). Asam
borat digunakan sebagai insektisida terhadap semut, serangga dan kecoa.
h). Asam
boric merupakan senyawa boron yang penting dan digunakan dalam produk tekstil
i).
Isotop boron digunakan sebagai kontrol
pada reaktor nuklir, sebagai tameng pada radiasi nuklir dan dalam instrumen-
instrumen yang digunakan untuk mendeteksi netron.[18]
j).
Borax (Na2B4O7.10H2O)
digunakan sebagai bahan pembersih, kaca, keramik, pupuk, kertas dan cat.
k). Asam
Boric (H3BO3) digunakan dalam bidang medis sebagai
antiseptic dann astringent.
l).
Boron Karbida digunakan untuk membuat
amplas.[19]
Unsur
boron digunakan untuk membuat filamen penguat plastik, sedangkan dalam senyawa,
boron digunakan dalam jumlah besar untuk bahan polimer yang mengandung ikatan
antara boron dan oksigen, atom boron dan atom oksigen tersusun dalam bentuk
cincin dan struktur yang lebih rumit melibatkan unit trigonal planar, BO3
dan unit tetrahedral BO4. Menunjukkan struktur anion dalam mineral borax,
yang juga dikenal sebagai natrium tetraborat dekahidrat. Rumus kimia borax
biasanya ditulis Na2B4O7.10H2O, tetapi
untuk senyawa yang tersusun dari anion, rumusnya biasa ditulis sebagai B4O5
[B4O5(OH)42-]. Jadi,rumus borax
yang paling tepat adalah Na[B4O5(OH)4]8
H2O.
Borax banyak digunakan untuk sabun dan
detergen, tetapi banyak produk borax yang diubah menjadi asam borat,
selanjutnya diubah menjadi oksida borat. Asam borat B(OH)3 dibuat
melalui penambahan asam sulfat ke dalam larutan borax.
Na2B4O5(OH)4(aq)
+ H2SO4(aq) + H2O(l) Na2SO4(aq)+ 4B(OH)3(s)
Asam
borat yang terbentuk adalah berupa kristal. Walaupun rumusnya sering ditulis
sebagai H3PO3 asam
borat adalah asam monoprotik dan berfungsi sebagai asam lewis dengan menerima
pasangan elektron dari OH-(air). Asam borat bersifat
racun bagi bakteri dan jamur, sehingga sering digunakan sebagai antiseptik dan
sebagai pengawet kayu dan kulit. Asam borat juga digunakan sebagai inhibitor
jika bahan-bahan yang terbuat dari selulosa terbakar,seperti kertas dan
pakaian.
Hampir semua
asam borat yang diproduksi diubah menjadi oksida borat melalui pemanasan.
2B(OH)3(aq) B2O3(s) +
3H2O(l)
Sejumlah besar
oksida borat digunakan untuk membuat fiberglass dan gelas borat silika. Oksida
borat juga digunakan untuk mgngglasir porselen dan kramik. Boron dapat membetuk
rantai boran, yaitu suatu senyawa biner boron dan hidrogen dengan struktur
elektronnya yang unik.Gugus yang paling sederhana adalah diboran (B2H6)
suatu gas yang bepotensi menyala secara spontan dalam udara lembab.[20]
2.8
Identifikasi
Senyawa Boron
2.8.1 Bila
suatu zat mengandung unsur boron, maka jika zat tersebut dengan ditambahkan
methanol dan asam sulfat pekat kemudian dibakar, maka akan terbakar dengan
nyala hijau. Hal ini karena terbentuknya trimetil borat yang seperti halnya
ester asam borat lainnya dengan nyala hijau.
2.8.2 Jika
larutan asam klorida diteteskan pada kertas kurkuma akan terjadi warna merah
coklat setelah diencerkan, yang jika dibasahi dengan ammonia akan berubah
menjadi hijau kehitaman. Asam borat dengan kurkuma dengan adanya asam kuat,
akan membentuk kompleks rosianin yaitu suatu zat warna merah karmesin yang jika
direaksikan dengan ammonia akan terjadi anion mesomeri yang stabil berwarna
gelap.[21]
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Berdasarkan keterangan dan pejelasan
yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya tentang unsur boron maka,dapat
disimpulkan bahwa:
1.
Boron adalah unsur golongan III A dengan
nomor atom 5, berwarna hitam, termasuk kedalam unsur semi logam dan bersifat
semi konduktor.
2.
Boron murni bisa diperoleh dengan
menurunkan halogenida boron yang mudah menguap dengan hidrogen pada suhu tinggi
dan reduksi oksidasi.
3.
Sebagian
boron sering berkelakuan seperti asam Lewis yaitu siap untuk terikat dengan
bahan kaya elektron untuk memenuhi kecenderungan boron untuk mendapatkan
elektron.
4.
Sebagian
boron sering berkelakuan seperti asam Lewis yaitu siap untuk terikat dengan
bahan kaya elektron untuk memenuhi kecenderungan boron untuk mendapatkan
elektron.
5.
Unsur boron digunakan untuk membuat
filamen penguat plastik, sedangkan dalam senyawa,boron digunakan dalam jumlah
besar untuk bahan polimer yang mengandung
3.2
Saran
Boron adalah
salah satu unsur yang unik diantara unsur kimia lainnya, semoga dengan makalah
ini pemahaman kita mengenai unsur kimia khususnya unsur boron menjadi lebih
baik.
[1] Lorn Gray, Materi Kimia Tabel Periodik, Prakarya,Bandung,2009,h.55
[2] Hardjono Sastrohamidjojo,Sintesis Senyawa Organik,Erlangga,Jakarta,2009,h.140
[3] Mulyono,Kamus Kimia,Bumi Aksara,Bandung,2005,h.82
[4] John Daintith,Kamus Lengkap Kimia,Erlangga,Jakarta,1990,h.68
[5] Taro Saito,Buku Teks Kimia Online,Muki Kagaku,Kanagawa,2004,h.59
[6] Sunardi,Unsur Kimia Deskripsi dan Pemanfaatannya,Yrama
Widya,Bandung,2006,h.39-40
[7]
Ningsih Rahayu dkk,Sains Kimia,Bumi
Aksara,Jakarta,2007,h.50
[8] Keenan dkk,Kimia Untuk Universitas Jilid 6,Erlangga,Jakarta,1992,h.320-321
[9] Tim UI.Kimia
FKIP,UI Press,Jakarta,2001,h.244
[10] Lorn Gray,Op.Cit,h.56
[11]
Dini Harsanti,2010,Sintesis
dan Karakterisasi Boron Karbida dari Asam Borat,Asam Sitrat dan Karbon Aktif,Jurnal
Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca,Volume 11,No 1,h.31
[12] Kristian,Kimia Anorganik Logam,Graha Ilmu,Yogyakarta,h.152
[13] Sunarya Yayan,Kimia Dasar Dua,Yrama
Widya,Bandung,2013h.397
[14] Ralph H,Kimia Dasar 2,Erlangga,Jakarta,1999,h.110
[15] Hardjono
Sastrohamidjojo,Op.Cit,h.140
[16] Taro Saito,Op.Cit,h.61
[17] Lorn Gray, Op.Cit,h.55
[18] Cotton, Kimia Anorganik Dasar,Jakarta,UI,1989,h.150
[19] Sunardi,Op.Cit.h.41
[20] Sunarya Yayan,Op.Cit,h.399-400
[21]Sugiyon,Analisis Kandungan Boraks Sebagai Boron Pada Gendar Yang Diproduksi
Oleh Industri Rumah Tangga Di Daerah Ambarawa,Jurnal Ilmu Farmasi dan Farmasi
Klinik,Volume 6,No.1,JUNI 2009,h.33-34